Kabarikaltara.com. JOGJA – Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) memasuki tahun ke-19 pada tahun 2024. Untuk tahun ini Kalimantan Utara (Kaltara) hadir dengan berbagai karya film yang telah dihasilkan putra-putri Kaltara. Salah satu yang spesial, yakni salah seorang tokoh perfilman Kaltara, Herman Geno hadir langsung mewakili Kaltara dalam festival perfilman terkemuka di Indonesia tersebut.
Herman Geno merupakan salah satu penggiat industri film Indonesia. Ia hadir mewakili Kaltara pada JAFF ke-19 di Yogyakarta. Herman Geno dikenal sebagai sutradara film 14 Petarung. Sukses di film tersebut, Herman Geno menarik perhatian para insan perfilman karena mendapat undangan khusus dari Netflix di Jakarta, beberapa waktu lalu.
“Yang unik lagi dari festival tahun ini adanya JAFF Market. Sebenarnya ini konsep dasar, tapi yang dijual itu yang semuanya berhubungan dengan film. Antusiasme para filmmaker nasional untuk dapat membuat karya di Kaltara itu sangat besar,” terangnya saat menghadiri undangan dari panitia JAFF 19 yang dimulai pada 30 November hingga 7 Desember 2024.
Terkait menghadirkan karya perfilman Kaltara, kata Herman, ide cerita film yang telah disampaikannya di JAFF19 telah diterima di sejumlah Production House (PH) besar yang biasa menggarap perfilman nasional. Para PH tersebut di antaranya V-Cinema, Star Vision, dan Imajinari.
“Untuk mendapatkan ide cerita film harus melalui seleksi dan para pendaftar bisa ratusan hingga ribuan. Karena acara ini sifatnya internasional sehingga banyak yang memberikan usulan ide cerita. Alhamdulillah, di antara PH besar ini ide cerita yang saya bawakan mendapatkan perhatian,” tuturnya.
Terkait eksistensi perfilman di Kaltara, disampaikannya para PH yang tertarik dengan ide cerita film yang ditawarkannya mulai mencari tahu seberapa berkembang perfilman Kaltara. Mengenai perfilman Kaltara, Herman mengakui saat ini perfilman Kaltara mulai tumbuh dan tak sedikit Sumber Daya Manusia (SDM) yang tak kalah dari SDM perfilman dari luar Kaltara.
“Karena karya-karya dari Kaltara sudah seringkali hadir beberapa festival film nasional maupun internasional. Tahun ini ada tiga film yang saya bawa dari Kaltara, dan diterima oleh panitia serta diputar di bioskop Yogyakarta. Ini yang ketiga kalinya Kaltara mengirim film untuk disaksikan bersama, yang disaksikan para pecinta film dari seluruh Indonesia,” tuturnya.
Herman menilai saat ini sudah banyak penulis film yang cukup bagus mulai bermunculan di Kaltara. Termasuk di antaranya film – film pendek yang karyanya bisa menembus nasional. Terkait hal itu, ia juga telah menyampaikannya secara langsung kepada Gubernur Kaltara, Zainal A Paliwang terkait tumbuhnya karya-karya film Kaltara dan mendapatkan sambutan yang baik oleh Gubernur Kaltara.
“Secara langsung saya sudah sampaikan, kebetulan beliau sangat mengapresiasi dan meminta untuk teman-teman perfilman agar mengeksplor pariwisata Kaltara ke depannya,” terangnya.
“Ada juga Bayu Skak yang lagi naik daun dalam bidang filmmaker nasional, yang turut memberikan semangat dan motivasi kepada filmmaker Kaltara untuk terus tumbuh dan berkarya. Karena Bayu sendiri juga mengakui dirinya memulai benar-benar dari bawah,” sambungnya.
Selama di JAFF19, Herman Geno berhasil mencuri perhatian dan berinteraksi langsung dengan beberapa sutradara serta penulis film terkenal. Di antaranya sutradara senior, Edy Nugroho, Salman Aristo penulis skrip film terkenal, sutradara Bayu Skak, CEO StarVision, dan masih banyak pihak yang berpengaruh di perfilman nasional lainnya yang juga memberikan dukungan serta motivasi kepada filmaker Kaltara.
“Saya harap dengan adanya acara besar ini dan tentunya saya bisa hadir langsung mewakili Kaltara, para filmmaker Kaltara bisa ikut tumbuh. Apalagi adanya dukungan terhadap filmmaker dari filmmaker ternama terhadap ide cerita film yang saya tawarkan. Semoga dukungan itu juga bisa diberikan seluruh pihak di Kaltara untuk memajukan nama daerah melalui karya film ke kancah nasional,” pungkasnya. (*)