Kabarikaltara.com. TARAKAN – Tarakan merupakan kota pesisir yang berada di jalur perdagangan domestik antar pulau dan lalu lintas internasional. Karena itu, infrastruktur pelabuhan dan bandara serta transportasi darat hingga sistem pelayanannya, menjadi konsen pemerintah untuk terus ditingkatkan.
Kota Tarakan juga dikenal sebagai penghasil minyak dan gas, bahkan sebelum Indonesia meraih kemerdekaan. Pendapatan daerah juga didukung sektor lainnya, seperti perikanan, pertanian, serta wisata.
Potensi wisata di Tarakan bahkan ditunjang oleh geliat UMKM melalui usaha kafe, rumah makan, restoran, warung, kedai di berbagai sudut kota. Tak ayal, Tarakan mendapat julukan “Kota Seribu Kafe”.
Julukan tersebut tak lepas dari kontribusi pelaku usaha baik mikro dan level kelas menengah. 87 persen pertumbuhan ekonomi di Tarakan ditopang oleh UMKM. Bahkan pada 2020, Tarakan mendapat penghargaan Natamukti di momen International Council for Small Business Award bersama Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI.
Atas potensi inilah kemudian menjadikan kota Tarakan, sebagai pusat perekonomian di Provinsi Kalimantan Utara.
Sebagai salah satu kota transit, perputaran ekonomi di Kota Tarakan terus menggeliat, terlihat arus kepadatan jalur tol laut yang menghubungkan perdagangan antar pulau Sulawesi–Kalimantan.
Kota Tarakan berasal dari Bahasa Tidung yang artinya tempat singgah (tarak) dan makan (ngakan). Oleh karena itu, Tarakan memiliki makna sebagai tempat persinggahan, istirahat, dan melakukan barter bagi nelayan dari Kerajaan Tidung.
Dikenal sebagai Bumi Paguntaka, Kota Tarakan saat ini memiliki semboyan “BAIS” yang berarti Bersih, Aman, Indah, Sehat dan Sejahtera.
Kota Tarakan menjadi daya tarik bagi para pedagang dan warga masyarakat dari luar pulau. Mereka datang ke Tarakan baik untuk berwisata, berdagang, maupun mencari kerja.
Kabupaten Tolitoli adalah salah satu daerah di Pulau Sulawesi yang secara geografis sangat dekat dengan Kota Tarakan. Akses dari kedua daerah ini juga sangat lancar lewat program tol laut.
Setidaknya ada 4 kapal penumpang yang berlayar menghubungkan daratan Tolitoli menuju Tarakan. Sehingga tak ayal banyak warga Tolitoli yang datang berdagang dan mencari pekerjaan serta menetap di kota Tarakan.
Dari penelusuran dan safari silaturahmi, salah satu Inisiator Forum Kerukunan Keluarga Tolitoli (FKKT) Se-Kalimantan dan Juga Ketua Himpunan pedagang Sulawesi-Kalimantan, Sulaiman Pajalani, menginformasikan, ada ribuan warga Tolitoli yang tinggal dan menetap di Tarakan dengan berbagai macam profesi. Seperti nelayan, buruh, pedagang, petani dan ada juga menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan.
Berdasarkan hal inilah, kemudian lahir ide dari Sulaiman Pajalani untuk menyiapkan Rumah Transit/Singgah, bagi warga Tolitoli di kota Tarakan.
“Ini sebagai bentuk kepedulian kami kepada sesama warga Tolitoli dan warga Sulawesi yang merantau ke Kalimantan,” ungkap Sulaiman. (*)