kabarikaltara.com. TANJUNG SELOR – Kondisi infrastruktur jalan di Bulungan dikeluhkan banyak pihak, khususnya jalan poros Tanjung Selor–Tanah Kuning dan sekitarnya. Bahkan beberapa ruas jalan yang rusak belum bisa dilakukan perbaikan.
Ruas jalan poros Tanjung Selor menuju Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) di Tanah Kuning hingga saat ini masih perlu perhatian serius. Pasalnya, meski menjadi akses menuju lokasi yang masuk dalam Program Strategis Nasional (PSN), kondisi jalannya masih memprihatinkan. Kondisi jalan saat ini bergelombang, berlubang dan berdebu saat cuaca panas, serta licin ketika hujan.
Harapan besar jalan tersebut bisa diperbaiki disampaikan oleh H.M. Rusli H. Jabba sebagai salah satu tokoh masyarakat di Tanah Kuning.
“Warga Tanah Kuning sudah sangat mengeluhkan kondisi jalan rusak ini. Seperti yang terjadi di Desa Mangkupadi di 14 RT, Desa Tanah Kuning terdiri 12 RT, Desa Binai, Desa Sajau Hilir, Desa Pura Sajau, Desa Sajau (pungit), Desa Wonomulyo, Desa Tanjung Agung dan lainnya,” Beber Rusli.
“Semua Masyarakat Tau bahwa jalan dari 8 Desa itu banyak yang jelek dari pada yg bagus,” kata Rusli
Menurut Rusli harusnya jalan inilah yang harus diproritaskan pembangunannya dikarenakan akses untuk wisata dan juga Akses menuju salah satu proyek strategis nasional, KIPI Tanah Kuning -Mangkupadi.
Rusli mengaku sangat prihatin atas kondisi ini, di mana keadaan ini berpotensi mengancam keselamatan pengguna jalan.
“Kerusakan jalan ini sudah lama, padahal jalan tersebut setiap harinya tidak pernah sepi, sebab menjadi akses satu-satunya untuk bisa sampai ke Tanjung Selor,” terangnya.
“Pemerintah harusnya bisa memprioritaskan perbaikan jalan ini, karena sudah parah sekali. Belum lagi kendaraan yang melintas itu lewat di jalan rusak, kadang menimbulkan debu yang kita hirup setiap hari,” keluh Rusli.
Kondisi ini kembali dirasakan Rusli ketika Ia belum lama ini melakukan perjalanan darat dari Tanjung Selor – Tanah Kuning setelah beliau mengikuti upacara HUT Provinsi Kaltara. Saking parahnya, jika kendaraan seperti beroda dua tidak berhati-hati, maka bisa terjadi kecelakaan. Pasalnya kendaraan seperti truk pengangkutan sawit juga sering melintas.
“Tolong diperhatikan karena rusaknya jalan ini sudah lama. Kita juga ingin merasakan pembangunan Infrastruktur yang merata, terutama akses jalan yang baik untuk dilalui agar dapat mengurangi risiko kecelakaan karena memang kondisi jalan rusak ini sudah lama sekali dan belum dapat perbaikan,” kesal Rusli. (**)