Guna Menarik Minat Investor Ritel (ISAT) Akan Stock Split Saham

October 10, 2024 | 14:27

PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT) akan melakukan aksi korporasi dalam waktu dekat yakni Stock split, adapun rencana tersebut telah mengantongi persetujuan dari para pemegang saham. Stock split akan dilakukan dengan rasio 1:4 untuk seluruh saham Seri B, yang akan mengubah nilai nominal dari Rp 100 per saham menjadi Rp 25, sementara nilai nominal saham Seri A tetap sama.
Dengan begitu, jumlah saham Seri B yang tercatat akan meningkat secara signifikan dari 8.062.702.740 saham menjadi 32.250.810.957 saham.

Rencananya, tanggal akhir perdagangan saham dengan nilai nominal lama di seluruh pasar akan berlaku hingga 11 Oktober 2024, dengan tanggal efektif pelaksanaan pemecahan saham ISAT pada 14 Oktober 2024 mendatang.

Baca:
Bos Indosat Berbagi Pengalaman Membangun Bisnis Teknologi
Presiden Direktur ISAT Vikram Sinha mengatakan, langkah perseroan melakukan aksi korporasi tersebut karena adanya peluang minat investor yang tinggi.

“Kami mendapatkan banyak permintaan dan terutama alasan aksi korporasi ini adalah untuk memungkinkan lebih banyak investor ritel dan investor muda. Kami ingin mereka menjadi bagian dari kisah pertumbuhan kami.
Jadi ini adalah salah satunya,” ujarnya dalam acara CNBC Indonesia Power Lunch, Kamis (10/10).

Selain itu, melalui stock split saham diharapkan dapat meningkatkan likuiditas di pasar modal khususnya investor ritel. “Setiap kali saya bertemu dengan para analis investor, ini adalah salah satu permintaan yang datang dari mereka dan transaksi ini akan memungkinkannya,” ucapnya.

“Dan pastinya, Anda tahu, ini juga akan membantu perusahaan. Kami ingin memastikan bahwa semakin banyak masyarakat Indonesia yang menjadi bagian dari kisah pertumbuhan kami, perjalanan pertumbuhan Indosat secara keseluruhan,” lanjutnya.

Menurutnya, pasca merger ISAT konsisten untuk terus mengejar pertumbuhan. Hal itu tercermin dari kinerja selama 10 kuartal terakhir, dengan capaian pendapatan yang mendekati dua digit. “Jadi, secara keseluruhan, angka-angka berbicara dengan sendirinya. Kami telah memiliki kinerja yang baik,” imbuhnya.

Sebagai informasi, mengacu pada laporan keuangan terkini hingga paruh pertama tahun ini. ISAT berhasil mencetak laba Rp2,73 triliun. Capaian ini meroket 43,4% secara tahunan (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,90 triliun.

Baca:
Indosat Siap Stock Split, Begini Prospek dan Kinerja Fundamentalnya!
Laba yang positif ini terutama didorong penjualan yang naik 13,4% yoy menjadi Rp27,97 triliun, serta efisiensi dari sisi beban keuangan dan bunga, masing-masing bisa ditekan 8,3% dan 7,5%.

Selain itu, ISAT mendapatkan keuntungan dari selisih kurs sebesar Rp23 miliar, ini berbanding terbalik dibandingkan paruh pertama tahun lalu yang menderita kerugian kurs senilai Rp102 miliar.

Membahas soal penjualan, segmen Multimedia, Data, Internet (MIDI) memegang posisi yang tumbuh paling tinggi mencapai 29,3% yoy menjadi Rp3,91 triliun. Sementara porsi paling besar masih ditempati segmen seluler senilai Rp23,60 triliun, pertumbuhannya juga positif sebesar 11,4% yoy.

Sementara, segmen fixed telecommunications terkontraksi tipis 1,9% secara tahunan menjadi Rp459 miliar, dari sebelumnya Rp468 miliar. Meskipun menyusut, segmen ini hanya berkontribusi sedikit terhadap pendapatan, oleh karena itu, total pendapatan ISAT tetap tumbuh ekspansif dan berhasil mengkompensasi beban yang dikeluarkan.

Mengingat segmen seluler masih menjadi penyumbang dominan pendapatan, untuk persaingan di segmen ini, ISAT masih mencari peluang untuk menaikan harga, sekaligus menciptakan produk yang sesuai bagi para pelanggannya.

Selain itu, titik distribusi layanannya telah mencapai 50.000 lokasi, sebagai bagian dari strategi guna memperluas distribusi langsung, terutama yang terkait dengan kartu SIM fisik.

Di sisi lain, untuk ekspansi home broadband (HBB), ISAT menyebutkan bahwa mereka masih fokus pada konsolidasi MNC Play. Namun, pihaknya berencana untuk lebih agresif dalam meningkatkan pelanggan di segmen ini pada kuartal empat tahun ini.

Kinerja Operasional ISAT Tetap Solid
Kinerja keuangan yang solid juga didukung oleh operasional yang tetap tumbuh positif. Melihat dari sisi Average Revenue per User (ARPU) pada kuartal II/2024 ISAT mencatat kenaikan menjadi Rp38.400 dari kuartal sebelumnya sebesar Rp37.500.

Peningkatan secara kuartalan tersebut kemudian mengakumulasi ARPU pada sepanjang Semester I/2024 menjadi Rp37.900, naik 10,5% dari Rp34.300 pada Semester I/2024.

Pertumbuhan positif ARPU juga diikuti dengan peningkatan pelanggan secara total menjadi 100,9 juta, dibandingkan periode akhir tahun lalu sebesar 98,8 juta pelanggan. Pertumbuhan paling pesat terjadi pada pelanggan data 4G hingga 8,7% yoy menjadi 81 juta.

Operasional trafik data juga tumbuh positif pada paruh pertama tahun ini hingga 10,7% yoy menjadi 7.965 petabytes, dengan rata-rata per orang menggunakan data 14.6 gigabytes (GB).(*A)

Baca Lainnya

Video Story

Trending