Jakarta, Google One, layanan penyimpanan cloud berbayar dari Google diketahui telah menghadirkan paket berlangganan baru. Kini, raksasa internet itu menawarkan paket berlangganan dengan biaya lebih murah dari yang ada sekarang.
Mengutip informasi dari Android Authority, Jumat (13/9/2024), paket baru ini diketahui bernama Google One Lite. Paket ini menawarkan penyimpanan sebesar 30GB atau dua kali lipat dari kapasitas penyimpanan gratis yang ditawarkan Google.
Meski menawarkan kapasitas lebih besar dari kapasitas gratis yang diberikan Google, opsi baru ini memiliki kapasitas memori yang lebih kecil dari paket paling murah dari layanan Google One saat ini.
Sebagai informasi, paket berlangganan paling murah dari Google One saat ini menyediakan penyimpanan cloud sebesar 100GB.
Selain itu, mengingat paket ini dibanderol dengan harga lebih terjangkau, Google tidak menghadirkan fitur-fitur tambahan, seperti yang ada di paket berlangganan lain. Jadi, pengguna hanya bisa memanfaatkan fitur penyimpanan cloud saja.
Untuk itu, pengguna tidak bisa membagikan paket berlangganan ke anggota keluarga lain, termasuk mendapatkan fitur pengeditan foto melalui Google Photos.
Diketahui, Google tengah menguji coba layanan ini di beberapa negara, termasuk India, Brasil, Meksiko, dan Indonesia. Namun, fitur ini baru diuji coba ke beberapa pengguna saja.
Meski belum ada informasi mengenai kehadirannya di pasar global, ada kemungkinan perusahaan akan memperluas ketersediaan layanan ini ke wilayah di masa depan. Adapun harga Google One Lite adalah 59 rupee di India atau sekitar Rp 10 ribuan.
Di sisi lain, setelah 5 tahun diluncurkan hingga kini, sudah ada 100 juta pelanggan Google One di berbagai negara di dunia.
Informasi ini diumumkan secara langsung oleh CEO Google, Sundar Pichai, lewat akun pribadinya di media sosial (medsos) X.
Dalam cuitannya, Sundar menyinggung tentang fitur AI di Gemini Advanced, dan integrasi Gemini AI di Gmail, Docs dan lainnya akan segera dirilis.
“Kami baru saja mencapai 100 juta pelanggan Google One! Kami menantikan membangun momentum tersebut dengan Paket Premium AI kami yang baru (diluncurkan kemarin), menawarkan fitur AI seperti Gemini Advanced, ditambah Gemini di Gmail, Dokumen + lainnya segera hadir,” tulis Sundar.
Informasi, biaya berlangganan layanan Google One AI Premium dipatok seharga Rp 309 ribu per bulan. Pelanggan akan mendapatkan, kapasitas storage hingga 2TB, Gemini Advanced, Gemini di Gmail, Docs, dan lainnya.
Di mana layanan Basic dan Premium seharga Rp 26.900 dan Rp 135 ribu setiap bulannya. Di Basic, pelanggan mendapatkan kapasitas penyimpanan hingga 100GB.
Tak hanya itu, pelanggan juga bisa mengakses Google Exp, berbagi akun dengan 5 orang lain, fitur edit di Google Photos, dan paling penting adalah fitur notifikasi bila data pengguna beredar di dark web.
Lalu bagaimana dengan pelanggan layanan Premium? Tidak jauh berbeda, hanya saja pengguna akan mendapatkan kapasitas penyimpanan hingga 2TB.
Perlu diingat, harga, fitur, dan ketersediaan layanan Google One ini akan bervariasi tergantung dari wilayah di mana pengguna berada.
Selain itu, ada kabar buruk buat kamu pengguna layanan VPN yang disertakan dengan Google One. Dalam email yang dibagikan ke sejumlah pengguna, Google terungkap akan menghentikan fitur itu secara bertahap hingga sekitar akhir 2024.
Perusahaan meluncurkan fitur VPN Google One pada 2020, tetapi pengguna hanya dapat mengaksesnya jika membayar paket dengan penyimpanan minimal 2TB, yang biayanya setidaknya USD 10 atau sekitar Rp 160 ribu per bulan.
Tahun lalu, Google memperluas ketersediaannya di semua paket One, termasuk opsi basic USD 2 atau Rp 30 ribuan per bulan, sehingga lebih terjangkau dibandingkan sebelumnya.
Saat ini, kamu dapat mengakses layanan VPN One jika berada di salah satu dari 22 negara tempat layanan tersebut aktif, baik saat kamu menggunakan iOS atau Android.
Kamu juga dapat menggunakannya untuk menghilangkan jejak penggunaan internet di komputer Mac atau Windows. Demikian sebagaimana dikutip dari Engadget, Sabtu (13/4/2024).
Google tidak mengungkap kapan layanan VPN akan berhenti berfungsi sepenuhnya, tetapi perusahaan mengatakan kepada 9to5Google bahwa mereka mematikan fitur tersebut karena pengguna tidak menggunakannya.
Alih-alih mencoba membangkitkan minat pengguna, perusahaan malah mengalihkan sumber dayanya untuk mendukung fitur One lain yang lebih banyak diminati.